Saturday, October 06, 2007

Article No.56 in Sindo Daily (about Jealousy)

CEMBURU

Problem pacaran, yang kelak akan tetap memerkara dalam hubungan suami isteri ya kecemburuan. Sebagian kalangan menduga, konflik artis Syahrul Gunawan dan manajemennya disulut oleh bara kecemburuan Indri. Kabarnya Indri, istri Syahrul, cemburu ke artis Intan Nuraini. Dia mantan kekasih Syahrul. Tapi kini tunggal manajemen. Jadi Indri gerah karena menduga Syahrul-Intan sering barengan dan adem dalam payung manajemen yang sama.

Benar atau tidaknya kabar itu mana kita tahu. Yang jelas Syahrul bilang, ya cemburu itu wajarlah. Bahkan, kata Syahrul…Ah, yuk kita ikut-ikutan Intan manggil Syahrul dengan Alul yuk... Bahkan, kata Alul, dengan masih ada kecemburuan, berarti masih ada cinta.

Saya setuju Alul.

***

Saya sering mikir, tak ada yang lebih merepotkan di dunia ini selain manusia. Mobil tanpa AC merepotkan pas ujan. Jendela ditutup kaca depan ngembun. Jendela dibuka masuk tempias ujan. Kadal dan kecoak juga merepotkan. Tapi manusia lebih resek dibanding semua itu.

Salah satu unsur saja. Dikasih kemiskinan, pengin kekayaan. Dikasih makmur pengin papa. Saya sering barengan misalnya dengan konglomerat dan pemusik Soegeng Sarjadi. Mobilnya bagus-bagus. Antara lain Rolls-Royce. Tapi naik mobilnya pakai sarung. Bajunya bagus-bagus, tapi makannya lebih suka tempe, mendoan, rempeyek yang rasa kencurnya masih kental dan sejenisnya.

Kecemburuan juga kayak gitu. Coba dalam sekian kurun waktu sampeyan gak dicemburui oleh orang yang mencintai sampeyan, pusing lho. Hidup jadi hambar. Di lain pihak, coba saban hari orang yang sama itu mencemburui sampeyan, wah puyeng juga. Hidup jadi ribet.

***

Alul, saya setuju sampeyan. Cemburu itu wajar. Dan saya berpendapat, semua yang terciptakan mengisi jagad ini pasti ada gunanya. Perasaan cemburu yang terciptakan di semesta ini pasti ada manfaatnya juga. Babi, cacing, lumut, guntur, kerak, orang gila dan lain-lain yang tercipta di mayapada ini pasti ada gunanya.

Soalnya apakah semua itu muncul pada saat dan tempat yang pas. Cacing ada gunanya buat penggemburan tanah. Baru problem kalau ia muncul di telinga manusia. Lumut juga gak sedap kalau tumbuh di kelopak mata orang. Atau jamur yang jadi aneh kalau timbul pada kemarau.

Cemburu jadi gak pas waktunya, kalau kita dan yang dicemburui patut diduga sedang punya konsentrasi lain seperti soal kerjaan. Apalagi kalau kerjaan itu sangat keras, sehingga patut diduga tak menyisakan waktu pada kita buat menjalin asmara baru.

Cemburu jadi gak pas tempatnya, kalau kita dan yang dicemburui jelas-jelas sedang berada di pasemoan atau ruang publik. Di tempat-tempat umum kayak gitu, keakraban dengan seseorang dan beberapa orang tak pada tempatnya serta-merta disyak-wasangkai sebagai keakraban asmara.

***

Yang merepotkan, bukan soal tempat dan waktu cemburu. Yang bikin pusing, ternyata sumber kecemburuan itu bisa macam-macam. Tak cuma orang lain perempuan atau orang lain laki-laki. Ayah, ibu, saudara, bisa menjadi pemicu kecemburuan isteri atau suami.

Sering saya melihat pasangan muda yang pasangannya tidak cemburu pada laki-laki atau perempuan lain. Ia justru cemburu pada mertuanya. Karena isteri atau suaminya lebih tampak hepi dan sibuk memperhatikan orangtuanya.

Masih untung itu orang. Ada juga kecemburuan pada bukan orang. Saya yakin Anda setuju bahwa kuda, perkutut, komputer dan lain-lain itu bukan orang. Tapi tak jarang isteri yang cemburu lantaran suaminya lebih sering mengelus burung perkutut dan kuta ketimbang mengelus-elus dirinya. Lebih sering mengelus saksofon dan alat musik lainnya ketimbang membuai isterinya. Tak sedikit para suami cemburu pada komputer karena siang-malam isterinya asyik main itu.

***

Cinta itu segalanya. Tapi yang paling repot kalau kita menyangka bahwa segala hal juga bisa dikerjakan dan dibicarakan dengan orang yang kita cintai. “Ngobrol aja kamu ama si A, B, C dan siapa lagi gitu. Kamu udah nggak butuh aku. Kamu lebih butuh mereka,” biasanya gitu inti pertengkaran cemburu.

Kadang lupa disadari bahwa obrolan dengan si A, B, C dan khususnya teman-teman kerja itu adalah obrolan dalam lingkup teknis dan profesi. Wakil Presiden Pak Hatta ngobrol soal ekonomi negara ya dengan staf-stafnya. Bahkan isterinya sendiri tak dikasih tahu kalau esok paginya akan ada pemotongan nilai rupiah.

Ada topik yang tak bisa dibicarakan dengan orang yang kita cintai karena mungkin perbedaan profesi dan tingkat pendidikan formal. Bahkan ada pula rahasia, termasuk rahasia negara, yang mungkin wajar kalau tak kita bongkar di depan orang yang kita cintai.

Tapi kita tetap memerlukan orang yang kita cintai untuk ngomongin yang lebih dalam dari semua topik dan rahasia itu termasuk rahasia profesi dan negara, antara lain rasa takut, rasa tak percaya diri, kecemasan…

***

Saya setuju Alul. Cemburu itu wajar. Selanjutnya kita tinggal memilih, akan bekerja sama dengan keluarga atau terpisah sama sekali dalam menjalankan profesi. Contoh yang barengan keluarga juga ada. Kelompok musik Slank misalnya dikelola oleh Bunda Iffet, ibu dari pemain drum Bimbim.

“Ada negatifnya, tapi tetap saja baik kalau keluarga itu dilibatkan dalam pekerjaan,” kata Helmy Yahya, presenter yang kerap pula mengelola artis. Tapi, presenter Ersa Mayori menandaskan, kalau seseorang memutuskan orang lain yang mengelola, keluarga tidak bisa ikut campur. Masukan dari keluarga tetap penting. Tapi yang menyampaikan ke manajer tetaplah yang bersangkutan, jangan keluarga.

*Sujiwo Tejo, Dalang Edan – http://www.sujiwotejo.com

*Dapatkan SMS berlangganan dari Dalang Edan Sujiwo Tejo tentang cara berbagai hal dipandang dari dunia pewayangan. Caranya, ketik reg pde1, kirim ke 9388, Tarif Rp 1.000/SMS. Apabila Anda ingin berhenti, ketik unreg pde1, kirim ke 9388

*telah diterbitkan di Harian Sindo, 5 Oktober 2007

1 comment:

Anonymous said...

cemburu bisa wajar kalau ada rasa percaya sama pasangan...kalau ga ada rasa percaya ..apa lagi pernah ketahuan bohong.maka jadi sulit untuk bersikap wajar